Nama :
Reta Liuja
Npm :
19514104
Kelas :
3PA11
Anorexia
Nervosa & Terapinya
A.
Pengertian
Anorexia (Anorexia Nervosa)
Anorexia / Anorexia nervosa merupakan
gangguan makan dengan karakteristik melaparkan diri. Perkiraan sebanyak 0,3 –
0,5 persen dari remaja perempuan, perempuan muda dan lebih kecil yang menderita
gangguan ini, tapi persentasenya juga berpengaruh dan terus tumbuh pada remaja
laki-laki dan laki-laki dewasa di negara Barat. Individu dengan anorexia
memiliki citra tubuh yang menyimpang dan meskipun memiliki berat badan yang
kurang, mereka tetap berfikir bahwa mereka gemuk. Mereka sering kali merupakan
pelajar-pelajar yang pintar, tapi menarik diri atau depresi dan mungkin
terlibat dalam perilaku pengulangan serta perfeksionis.
Tanda peringatan awal pada anorexia
adalah termasuk cara diet rahasia, ketidakpuasan setelah kehilangan berat
badan, membentuk pola diet yang baru dengan tujuan berat badan turun setelah
mencapai berat badan yang diinginkan diawal, olahraga berlebihan dan gangguan
menstruasi.
Anorxia merupakan paradoks,
maksudnya gangguan ini terjadi karena disengaja dan sukarela. Pengaruhnya pada
seseorang yang dengan sengaa menolak makan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah
tidak bisa menghentikannya meskipun diberi punishment ataupun reward. Bentuk
perilaku seperti ini telah diselidiki dari abad pertengahan dan masih ada di
bagian dunia yang lain. Jadi, anorexia mungkin merupakan bagian dari reaksi
sosial dimana keinginan seseorang akan menjadi ramping, tapi hal ini bukan
merupakan satu faktor yang diperlukan oleh orang tersebut.
B.
Faktor
penyebab anorexia
·
Menerima sikap-sikap yang berlaku di kelompok
masyarakat tentang kurus
·
Keinginan menjadi perfeksionis
·
Keinginan menjadi perempuan ideal
·
Mengalami kecemasan masa kecil
·
Merasakan peningkatan perhatian atau
atensi terhadap berat badan dan bentuk badan
·
Memiliki masalah makan dan pencernaan
selama masa anak usia dini
·
Memiliki riwayat keluarga yang kecanduan
atau gangguan makan
·
Memiliki orang tua yang sangat perhatian
pada berat badan dan kehilangan bera badan
·
Memiliki citra diri yang negatif
C.
Gejala
Anorexia
Pada DSM IV (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders IV) dikatakan bahwa penderita anoreksia nervosa
kehilangan sedikitnya 15% dari berat badannya. Selain berolah raga secara
berlebihan, penderita anoreksia biasanya punya kebiasaan makan yang aneh
seperti menyisihkan makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi
bagian-bagian kecil, mengunyah lambat-lambat serta menghindari makan bersama
keluarga. Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh sebagai lemak
yang harus dimusnahkan, sehingga makan banyak membuat penderita merasa bersalah
yang membuatnya melakukan muntah paksa. Penderita juga sering
menyalahgunakan diuretik atau laksansia untuk menurunkan berat badan.
Dalam papalia, disebutkan gejala
Anorexia nervosa adalah sebagai berikut :
· Menggunakan obat pencahar, enema, atau
diuretik yang tidak sesuai dengan dosis dalam penggunaannya untuk mengurangi
berat badan
·
Terobsesi dengan waktu makan, jumlah
atau porsi makanan
·
Latihan olahraga yang berlebihan
·
Sangat sering mengukur berat badan
sendiri
·
Membatasi jumlah makanan yang masuk
·
Memotong makanan kedalam bentuk-bentuk
kecil
·
Ada lubang gigi karena selalu sengaja
memuntahkan makanan
·
Bingung atau lambat berfikir
·
Berjerawat atau berkulit kuning
·
Depresi
·
Mulut kering
·
Sangat sensitif terhadap udara dingin
·
Rambut yang halus
·
Tekanan darah rendah
·
Tidak menstruasi
·
Kurangnya kemampuan mengingat atau
menilai sesuatu
·
Kehilangan berat badan secara signifikan
·
Menghabiskan wantu untuk membentuk
otot-otot dan menghiangkan lemak dalam tubuh.
D.
Terapi
pada Anorexia
Tujuan utama penanganan anorexia adalah
agar pasien mau makan dan meningkatkan berat badannya, tetapi tujuan tersebut
sering kali sulit tercapai mengingat kekuatan atas keyakinan pasien mengenai
bada mereka.
Beberapa
cara terapi untuk anorexia adalah :
1.
Psikoterapi
Program
terapi untuk pasien anoreksia nervosa biasanya menggunakan kombinasi pendekatan
perubahan perilaku, terapi keluarga serta terapi perilaku kogntifi. Pada terapi
perilaku kognitif biasanya cenderung mengubah pandangan tentang penyimpangan
citra tubuh dan makan dengan memberikan hak khusus seperti reward jika meraka
mau mealakukan sesuatu seperti makan dan sebagainya. Terapi ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dan kemampuan kognitif pasien. Akhirnya, pasien harus
mau berperan serta dalam pengobatan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.
Pada terapi keluarga, keluarga tutut andil dalam membantu pengobatan anorexia. Misalnya,
orang tua mulai mengontrol pola makan anak-anak mereka. Jadi, ketika anak-anak
mulai mengeluh aturan orang tua secara langsung, mungkin dia akan diberikan
otonomi berdasarkan usia.
Terapi
perilaku kognitif biasanya digunakan oleh terapis untuk memonitor penambahan
dan pemeliharaan berat badan dan menjawab perilaku makan. Sedangkan terapi
keluarga telah digunakan untuk memeriksa interaksi diantara anggota keluarga.
2.
Farmatologi
Pasien yang menunjukkan tanda-tanda gizi
buruk, menolak penanganan atau tidak memberikan kemajuan pada terapi sebelumnya
akan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Mereka akan diberikan perawatan 24
jam, saat berat badan sudah stabil, pasien mungkin akan mulai masuk perawatan
harian kembali yang tidak terlalu intensif.
Pertimbangan pertama dalam pengobatan
anoreksia nervosa adalah memulihkan keadaan nutrisi pasien karena dehidrasi,
kelaparan dan gangguan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang serius dan pada beberapa kasus menyebabkan kematian.
Penelitian farmakologis belum
mengidentifikasi adanya medikasi yang menyebabkan perbaikan definitif pada
gejala inti anoreksia nervosa. Obat-obatan seperti, siproheptadin mungkin
membantu karena khasiat sampingannya yang menambah berat tubuh. Antidepresan
serotogenik seperti fluoksetin, sertralin dan paroksetin mungkin dapat juga
membantu.
Sumber :
Papalia, Diane E. (2015). Menyelami perkembangan manusia. Edisi 12
buku 2.Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku ajar keperwatan jiwa. Jakrta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar