Jumat, 14 April 2017

Tugas Psikoterapi Minggu 2

Nama   : Reta Liuja
Npm    : 19514104
Kelas   : 3PA11
Anorexia Nervosa & Terapinya

A.    Pengertian Anorexia (Anorexia Nervosa)
Anorexia / Anorexia nervosa merupakan gangguan makan dengan karakteristik melaparkan diri. Perkiraan sebanyak 0,3 – 0,5 persen dari remaja perempuan, perempuan muda dan lebih kecil yang menderita gangguan ini, tapi persentasenya juga berpengaruh dan terus tumbuh pada remaja laki-laki dan laki-laki dewasa di negara Barat. Individu dengan anorexia memiliki citra tubuh yang menyimpang dan meskipun memiliki berat badan yang kurang, mereka tetap berfikir bahwa mereka gemuk. Mereka sering kali merupakan pelajar-pelajar yang pintar, tapi menarik diri atau depresi dan mungkin terlibat dalam perilaku pengulangan serta perfeksionis.
Tanda peringatan awal pada anorexia adalah termasuk cara diet rahasia, ketidakpuasan setelah kehilangan berat badan, membentuk pola diet yang baru dengan tujuan berat badan turun setelah mencapai berat badan yang diinginkan diawal, olahraga berlebihan dan gangguan menstruasi.
Anorxia merupakan paradoks, maksudnya gangguan ini terjadi karena disengaja dan sukarela. Pengaruhnya pada seseorang yang dengan sengaa menolak makan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah tidak bisa menghentikannya meskipun diberi punishment ataupun reward. Bentuk perilaku seperti ini telah diselidiki dari abad pertengahan dan masih ada di bagian dunia yang lain. Jadi, anorexia mungkin merupakan bagian dari reaksi sosial dimana keinginan seseorang akan menjadi ramping, tapi hal ini bukan merupakan satu faktor yang diperlukan oleh orang tersebut.
B.     Faktor penyebab anorexia
·         Menerima sikap-sikap yang berlaku di kelompok masyarakat tentang kurus
·         Keinginan menjadi perfeksionis
·         Keinginan menjadi perempuan ideal
·         Mengalami kecemasan masa kecil
·         Merasakan peningkatan perhatian atau atensi terhadap berat badan dan bentuk badan
·         Memiliki masalah makan dan pencernaan selama masa anak usia dini
·         Memiliki riwayat keluarga yang kecanduan atau gangguan makan
·         Memiliki orang tua yang sangat perhatian pada berat badan dan kehilangan bera badan
·         Memiliki citra diri yang negatif
C.    Gejala Anorexia
Pada DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV) dikatakan bahwa penderita anoreksia nervosa kehilangan sedikitnya 15% dari berat badannya.  Selain berolah raga secara berlebihan, penderita anoreksia biasanya punya kebiasaan makan yang aneh seperti menyisihkan makanan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah lambat-lambat serta menghindari makan bersama keluarga.  Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh sebagai lemak yang harus dimusnahkan, sehingga makan banyak membuat penderita merasa bersalah yang membuatnya melakukan muntah paksa.  Penderita juga sering menyalahgunakan diuretik atau laksansia untuk menurunkan berat badan. 
Dalam papalia, disebutkan gejala Anorexia nervosa adalah sebagai berikut :
·     Menggunakan obat pencahar, enema, atau diuretik yang tidak sesuai dengan dosis dalam  penggunaannya untuk mengurangi berat badan
·         Terobsesi dengan waktu makan, jumlah atau porsi makanan
·         Latihan olahraga yang berlebihan
·         Sangat sering mengukur berat badan sendiri
·         Membatasi jumlah makanan yang masuk
·         Memotong makanan kedalam bentuk-bentuk kecil
·         Ada lubang gigi karena selalu sengaja memuntahkan makanan
·         Bingung atau lambat berfikir
·         Berjerawat atau berkulit kuning
·         Depresi
·         Mulut kering
·         Sangat sensitif terhadap udara dingin
·         Rambut yang halus
·         Tekanan darah rendah
·         Tidak menstruasi
·         Kurangnya kemampuan mengingat atau menilai sesuatu
·         Kehilangan berat badan secara signifikan
·         Menghabiskan wantu untuk membentuk otot-otot dan menghiangkan lemak dalam tubuh.
D.    Terapi pada Anorexia
Tujuan utama penanganan anorexia adalah agar pasien mau makan dan meningkatkan berat badannya, tetapi tujuan tersebut sering kali sulit tercapai mengingat kekuatan atas keyakinan pasien mengenai bada mereka.
Beberapa cara terapi untuk anorexia adalah :
1.         Psikoterapi
Program terapi untuk pasien anoreksia nervosa biasanya menggunakan kombinasi pendekatan perubahan perilaku, terapi keluarga serta terapi perilaku kogntifi.  Pada terapi perilaku kognitif biasanya cenderung mengubah pandangan tentang penyimpangan citra tubuh dan makan dengan memberikan hak khusus seperti reward jika meraka mau mealakukan sesuatu seperti makan dan sebagainya. Terapi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan kognitif pasien.  Akhirnya, pasien harus mau berperan serta dalam pengobatan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Pada terapi keluarga, keluarga tutut andil dalam membantu pengobatan anorexia. Misalnya, orang tua mulai mengontrol pola makan anak-anak mereka. Jadi, ketika anak-anak mulai mengeluh aturan orang tua secara langsung, mungkin dia akan diberikan otonomi berdasarkan usia.
Terapi perilaku kognitif biasanya digunakan oleh terapis untuk memonitor penambahan dan pemeliharaan berat badan dan menjawab perilaku makan. Sedangkan terapi keluarga telah digunakan untuk memeriksa interaksi diantara anggota keluarga.
2.         Farmatologi
Pasien yang menunjukkan tanda-tanda gizi buruk, menolak penanganan atau tidak memberikan kemajuan pada terapi sebelumnya akan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Mereka akan diberikan perawatan 24 jam, saat berat badan sudah stabil, pasien mungkin akan mulai masuk perawatan harian kembali yang tidak terlalu intensif.
Pertimbangan pertama dalam pengobatan anoreksia nervosa adalah memulihkan keadaan nutrisi pasien karena dehidrasi, kelaparan dan gangguan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius dan pada beberapa kasus menyebabkan kematian.
Penelitian farmakologis belum mengidentifikasi adanya medikasi yang menyebabkan perbaikan definitif pada gejala inti anoreksia nervosa. Obat-obatan seperti, siproheptadin mungkin membantu karena khasiat sampingannya yang menambah berat tubuh. Antidepresan serotogenik seperti fluoksetin, sertralin dan paroksetin mungkin dapat juga membantu.


Sumber :
Papalia, Diane E. (2015). Menyelami perkembangan manusia. Edisi 12 buku 2.Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku ajar keperwatan jiwa. Jakrta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#SIP CBIS, Data, Sistem Pakar

A.     Computer Base Information Sistem (CBIS) dan DATA       Computer Base Information Sistem (CBIS a.       Definisi Dalam Wik...