Nama : Reta Liuja
Npm : 19514104
Kelas : 3PA11
PSIKOTERAPI
Apa itu Psikoterapi ?
Secara
etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya
jelas, yaitu “mind” atau sederhananya jiwa dan “theraphy” dari bahasa yunani
yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti
sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Dalam Oxford
English Dictionary, perkataan Psychotherapeutic yang diartikan sebagai
perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan tekhnik psikologis
untuk melakukan intervensi klinis. Psikoterapi adalah suatu interaksi
sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis
untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku abnormal dan
memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang
individu.
Sejarah Singkat Psikoterapi
Psikoterapi
lahir pada pertengan dan akhir abad lalu. Psikoterapi dikenal pada mulanya
karena menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan antara seorang dengan
orang lain yang sudah lama dilakukan, setua umur manusia di dunia ini. Jauh
sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit, sudah
disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi sesuatu
penyakit, dengan menanamkan atau meningkatkan perassaan sehat, bentuk
penyembuhan ini kemudian dikenal dengan psikoterapi. Anton Mesmer mempergunakan
tekhnik hypnosis dan sugesti, kemudian tekhnik hypnosis digunakan Jean Martin
Charcot. Selanjutnya Paul Dubois merumuskan dan menekankan peranan penting
tekhnik berbicara yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat sebagai
“The First Psychotherapiest”. Josep Breuer (senior dari Sigmen Freud) dan
Sigmun Freud menggunakan tekhnik hypnosis dan tekhnik berbicara dalam upaya
menyembuhkan pasien-pasien histeria.
Ciri Psikoterapi :
1. Psoses
: Interaksi 2 pihak, formal, professional, legal, etis
2. Tujuan
: perubahan kondisi psikologis individu-individu yang positif / optimal
(afektif, kognitif, perilaku/kebiasaan)
3. Tindakan,
berdasar : Ilmu/ teori –teori, tekhnik, skill yang formal, assessment/ data
yang diperoleh melalui proses assessment, wawancara, observasi, tes dll.
Tujuan
psikoterapi :
1. Memperkuat
motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
2. Mengurangi
tekanan emosional
3. Mengembangkan
potensi klien
4. Mengubah
kebiasaan
5. Memodifikasi
struktur kognisi
6. Memperoleh
pengetahuan tentang diri
7. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan berhubungan interpersonal
8. Meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan
9. Mengubah
kondisi fisik
10. Mengubah
kesadaran diri
11. Mengubah
lingkungan sosial
Tekhnik
atau metode psikoterapi
Terdapat
banyak sekali tekhnik atau metode psikoterapi, akan tetapi tekhnik yang sudah
banyak digunakan adalah :
1. Psikoanalisis
Tujuan psikoanalisis
adalah menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme
pertahanan yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan.apabila motif dan rasa
takut telah diketahui, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cara yang
lebih rasional dan realistis.
2. Terapi
eksistensial/humanistik
Merupakan penekanan
keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami
dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Dalam terapi ini, ahli mencoba
menafsirkan perilaku penderita, teta[I bertujuan untuk memperlancar kajian
pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri.
3. Terapi
perilakuan
Mencakup sejumlah
metode yang berbeda-beda yang kesemuanya itu didasarkan kepada teori-teori
belajar.
MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI DAN BENTUK TERAPINYA
Strukturalisme
Strukturalisme merupakan
aliran yang pertama dalam psikologi karena dikemukakan oleh Wilhelm Wundt
setelah ia melakukan eksperimennya di laboratotium. Pada pertengahan abad
ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin limu yang
mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari
elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui
penelitian laboratorium dengan menggunakan metode intropeksi. Pada masa itu,
tercatat aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Tokoh
psokologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Wundt dan
pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa
pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri
atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya
persenyawan-persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi.
Ciri-ciri
dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atau proses
kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya
menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran
tersebut. Karena pandanganya elementalistik ini, psikologi strukturalisme
disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas
elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan para ahli psikologi lainnya pada
masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala
sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu bersumber pada
kesasaran. Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektif.
Metode introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk
menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu
eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai
introspeksi.
Fungsionalisme
Aliran fungsionalisme
merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan
merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi.
Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu strukturalisme.
Aliran fungsionalisme juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah filsafat.
Aliran fungsionalisme berbeda dengan psikoanalisa, maupun psikologi analytis,
yang berpusat kepada seorang tokoh. Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh
antara lain Willian James, John Dewey, J.R.Anggell dan James Mc.Keen Cattell. Fungsionalisme adalah
orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan menghargai
manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani
antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang
bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling
berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Salah
satu teori james yang sangat popular adalah teori mengenai emosi. Menurutnya gejala
kecemasan merupakan sebab timbulnya emosi. Pada waktu yang bersamaan seorang
ahli fisiologi Denmark yaitu Carl Lange mengajukan teori yang sama dengan teori
James, sehingga teori itu lalu dikenal sebagai teorui James-Lange tentang emosi.
Behaviorisme
Behaviorisme muncul
sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari
pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur
kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi
diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme
tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai
oleh strukturalism. Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov
(1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-1938). Teorinya yang terkenal adalah
mengenai insting. Menurutnya insting adalah kecenderungan bertingkah laku dalam
situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya.
Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, maka muncullah pendapat-pendapat
yang kemudian muncul sebagai aliran behaviourisme. Inti dari aliran ini adalah
asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara langsung.
Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku
merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Contoh Kasus :
Ketika
bu Ina ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan berhitung , ia akan mengamati
terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya dan kemampuan dasar yang
dimiliki. Ibu Ina akan berfikir ia sebagai subjek dan anaknya sebagai objek.
fakta netral harus dimiliki oleh sang ibu dalam menghadapi anaknya. Ibu akan
menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung sebab-akibat
dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian
stimulus) akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya dimana
respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pembelajaran. teori-teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental di
kelas – kelas selanjutnya.
Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis
muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis
dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran.Tokoh yang disebut sebagai bapak
psikoanalisis adalah Sigmun Freud.Freud
lahir tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha mereduksi
psikologi menjadi kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli
saraf.
Teori dasar dari sigmun
adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar
(unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada
saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan
yang anda miliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam
pra-sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan “kenangan yang sudah
tersedia” (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data
dipanggil kea lam sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu
berpikir, tapi dapat dengan mudah diapanggil lagi. Menurut Freud keduanya
adalah bagian terkecil dari fikiran. Psikoanalisa merupakan aliran yang
berpendapat bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah
sadar dirinya. Perilaku manusia dianggap sebagai interaksi sub inti dalam
kepribadian manusia yaitu Id (unsur primitive dari kepribadian yang mengandung
insting seksual dan insting agresif), Ego (disebut prinsip realitas) dan super
ego (merupakan prinsip moral yaitu mengontrol perilaku dari segi moral).
Contoh Kasus :
Seorang
ibu membenci anaknya karena kehadiran anak tidak dikehendaki, kemudian sang ibu
ingin membunuh anakya (dorongan id) tetapi super ego tidak membolehkannya,
karena itu sang ibu justru bertindak sebaliknya dengan sangat menyayangi
anaknya (realitas dari Ego).
Humanistik
Muncul sebagai kritik
terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan
pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third
force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju
dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan
kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia
harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia
harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap. Metode
yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah
hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
Contoh Kasus :
Teta
pada awalnya adalah anak yang nakal, lalu dia dimasukan sekolah pesatren oleh
orang tuanya, kemudian seiring berjalnnya waktu, teta terketuk hatinya dan
sadar. dia berniat untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan ibadahnya.
kesadaran teta singkron terhadap lingkungannya yang juga mendukung keinginan
teta untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif
merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi kembali kognitif
dari psikologi,dimana memandang bahwa ilmu prilaku dan proses mental. Aliran
ini lahir pada awal tahun 70-an ketika psikologi sosial berkembang ke arah
paradigma baru manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang
digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk yang paham dan berpikir tentang
lingkungannya (homo sapiens). Aliran ini memunculkan teori rasionalitas dan
mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia .asumsi yang
digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak
otomatis bahkan mendistorsi lingkungan.
Contoh
kasus :
Seorang
pelajar tidak suka dengan pelajaran matematika namun karena di dorong oleh rasa
tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku sebagai pelajar, akhirnya
pelajar tersebut tetap memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran matematika
agar mendapat nilai yang baik.
Gestalt
Istilah gestalt berasal
dari bahasa Jerman. dalam bahasa inggris berarti form, shape, configuration,
whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di
sekolah Berlin oleh tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler.
Aliran ini memandang yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode
kerjanya adalah mengannalisis unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia
tidak munfkin dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus
dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih
lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya.keseluruhan itu lebih dahulu
ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna
keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan
sebaliknya arti unsure-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Psikologi gestalt memandang
keberadaan totalitas batiniah yang mengorganisasi yang memposisikan totalitas
sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan merupakan sesuatu
yang sekunder.. lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt
merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya
tenaga batiniah dalam psikis manusia.
Sumber :
Basuki, Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Gunarsa, singgih
D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Mappiare, Andi.
1992. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Riyanti, Dwi.
1998. Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Semuin,
Yustinus. 2006. Kesehatan mental. Yogyakarta : Kanisius