Kamis, 16 Maret 2017

Tugas Psikoterapi Minggu 1



Nama                       : Reta Liuja
Npm                         : 19514104
Kelas                        : 3PA11


PSIKOTERAPI
Apa itu Psikoterapi ?
Secara etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya jiwa dan “theraphy” dari bahasa yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan Psychotherapeutic yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan tekhnik psikologis untuk melakukan intervensi klinis. Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Sejarah Singkat Psikoterapi
Psikoterapi lahir pada pertengan dan akhir abad lalu. Psikoterapi dikenal pada mulanya karena menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan antara seorang dengan orang lain yang sudah lama dilakukan, setua umur manusia di dunia ini. Jauh sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit, sudah disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi sesuatu penyakit, dengan menanamkan atau meningkatkan perassaan sehat, bentuk penyembuhan ini kemudian dikenal dengan psikoterapi. Anton Mesmer mempergunakan tekhnik hypnosis dan sugesti, kemudian tekhnik hypnosis digunakan Jean Martin Charcot. Selanjutnya Paul Dubois merumuskan dan menekankan peranan penting tekhnik berbicara yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois tercatat sebagai “The First Psychotherapiest”. Josep Breuer (senior dari Sigmen Freud) dan Sigmun Freud menggunakan tekhnik hypnosis dan tekhnik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien-pasien histeria.
Ciri Psikoterapi :
1.      Psoses : Interaksi 2 pihak, formal, professional, legal, etis
2.      Tujuan : perubahan kondisi psikologis individu-individu yang positif / optimal (afektif, kognitif, perilaku/kebiasaan)
3.      Tindakan, berdasar : Ilmu/ teori –teori, tekhnik, skill yang formal, assessment/ data yang diperoleh melalui proses assessment, wawancara, observasi, tes dll.
Tujuan psikoterapi :
1.      Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
2.      Mengurangi tekanan emosional
3.      Mengembangkan potensi klien
4.      Mengubah kebiasaan
5.      Memodifikasi struktur kognisi
6.      Memperoleh pengetahuan tentang diri
7.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berhubungan interpersonal
8.      Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
9.      Mengubah kondisi fisik
10.  Mengubah kesadaran diri
11.  Mengubah lingkungan sosial
Tekhnik atau metode psikoterapi
Terdapat banyak sekali tekhnik atau metode psikoterapi, akan tetapi tekhnik yang sudah banyak digunakan adalah :
1.      Psikoanalisis
Tujuan psikoanalisis adalah menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan yang digunakan untuk mengendalikan kecemasan.apabila motif dan rasa takut telah diketahui, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cara yang lebih rasional dan realistis.
2.      Terapi eksistensial/humanistik
Merupakan penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Dalam terapi ini, ahli mencoba menafsirkan perilaku penderita, teta[I bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri.
3.      Terapi perilakuan
Mencakup sejumlah metode yang berbeda-beda yang kesemuanya itu didasarkan kepada teori-teori belajar.

MACAM-MACAM ALIRAN PSIKOLOGI DAN BENTUK TERAPINYA
Strukturalisme
Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di laboratotium. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin limu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode intropeksi. Pada masa itu, tercatat aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. Tokoh psokologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawan-persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi.
Ciri-ciri dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atau proses kesadaran yang dipandang  terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen  kesadaran tersebut. Karena pandanganya elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt dan para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu bersumber pada kesasaran. Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.

Fungsionalisme
Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu strukturalisme. Aliran fungsionalisme juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah filsafat. Aliran fungsionalisme berbeda dengan psikoanalisa, maupun psikologi analytis, yang berpusat kepada seorang tokoh. Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh antara lain Willian James, John Dewey, J.R.Anggell dan James Mc.Keen Cattell. Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Salah satu teori james yang sangat popular adalah teori mengenai emosi. Menurutnya gejala kecemasan merupakan sebab timbulnya emosi. Pada waktu yang bersamaan seorang ahli fisiologi Denmark yaitu Carl Lange mengajukan teori yang sama dengan teori James, sehingga teori itu lalu dikenal sebagai teorui James-Lange tentang emosi.

Behaviorisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov  (1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-1938). Teorinya yang terkenal adalah mengenai insting. Menurutnya insting adalah kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, maka muncullah pendapat-pendapat yang kemudian muncul sebagai aliran behaviourisme. Inti dari aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku merupakan wujud dari kejiwaan manusia maupun hewan lainnya.
Contoh Kasus :
Ketika bu Ina ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan berhitung , ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya dan kemampuan dasar yang dimiliki. Ibu Ina akan berfikir ia sebagai subjek dan anaknya sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang ibu dalam menghadapi anaknya. Ibu akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung sebab-akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian stimulus) akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori-teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental di kelas – kelas selanjutnya.

Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran.Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmun Freud.Freud lahir tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha mereduksi psikologi menjadi kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.
Teori dasar dari sigmun adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia” (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data dipanggil kea lam sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi dapat dengan mudah diapanggil lagi. Menurut  Freud keduanya adalah bagian terkecil dari fikiran. Psikoanalisa merupakan aliran yang berpendapat bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar dirinya. Perilaku manusia dianggap sebagai interaksi sub inti dalam kepribadian manusia yaitu Id (unsur primitive dari kepribadian yang mengandung insting seksual dan insting agresif), Ego (disebut prinsip realitas) dan super ego (merupakan prinsip moral yaitu mengontrol perilaku dari segi moral).
Contoh Kasus :
Seorang ibu membenci anaknya karena kehadiran anak tidak dikehendaki, kemudian sang ibu ingin membunuh anakya (dorongan id) tetapi super ego tidak membolehkannya, karena itu sang ibu justru bertindak sebaliknya dengan sangat menyayangi anaknya (realitas dari Ego).

Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis). Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
Contoh Kasus :
Teta pada awalnya adalah anak yang nakal, lalu dia dimasukan sekolah pesatren oleh orang tuanya, kemudian seiring berjalnnya waktu, teta terketuk hatinya dan sadar. dia berniat untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan ibadahnya. kesadaran teta singkron terhadap lingkungannya yang juga mendukung keinginan teta untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif merupakan reaksi terhadap behaviorisme dan sebagiannya lagi kembali kognitif dari psikologi,dimana memandang bahwa ilmu prilaku dan proses mental. Aliran ini lahir pada awal tahun 70-an ketika psikologi sosial berkembang ke arah paradigma baru manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang digerakkan oleh lingkungannya tetapi makhluk yang paham dan berpikir tentang lingkungannya (homo sapiens). Aliran ini memunculkan teori rasionalitas dan mengembalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia .asumsi yang digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimuli secara tidak otomatis bahkan mendistorsi lingkungan.
Contoh kasus :
Seorang pelajar tidak suka dengan pelajaran matematika namun karena di dorong oleh rasa tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku sebagai pelajar, akhirnya pelajar tersebut tetap memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran matematika agar mendapat nilai yang baik.

Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa inggris berarti form, shape, configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan, esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di sekolah Berlin oleh tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler. Aliran ini memandang yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak munfkin dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya.keseluruhan itu lebih dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan sebaliknya arti unsure-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Psikologi gestalt memandang keberadaan totalitas batiniah yang mengorganisasi yang memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunder.. lebih lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.

Sumber :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Gunarsa, singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Riyanti, Dwi. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Semuin, Yustinus. 2006. Kesehatan mental. Yogyakarta : Kanisius


#SIP CBIS, Data, Sistem Pakar

A.     Computer Base Information Sistem (CBIS) dan DATA       Computer Base Information Sistem (CBIS a.       Definisi Dalam Wik...